ini judulnya
Cita-citaku mekar dalam udara dan rumput hijau. Kau mendatangi badaimu sendiri pada akhirnya. Kacamatamu berembun. Cinta berhak setia. Berapapun waktu dan ketika kita tahu bahwa ternyata kita memang mencintai seorang dalam sebuah ruangan putih tak bernyawa dan tak diketahui keberadaannya yang tiba-tiba berubah menjadi warna-warna dan dipenuhi satu nama. Satu, bukan dua, bukan tiga. ketika cita-cita yang mekar dalam udara dan rumput hijau yang tak mau kupanggil tanah sejak zaman dinosaurus masih ada dan kita, tidak ada. Bahwa berita bahagia kadang buat kita bahagia juga padahal sedang sedih. Cita-citaku mekar dalam udara dan rumput hijau. Bahwa rasa ingin sendiri selamanya, dan tergantung di dinding-dinding dan langit-langit, kamarmu. Kalender terpampang jelas di sudut mataku, menunggu hidup, hidup tentang menunggu. Bahwa ketidakjelasan ini tiada akhirnya dan selamanya akan begini. Tidak berakhir. Satu nama, bukan dua, dan bukan tiga.