katamu, kau baik-baik saja
Kau menghela napas berat. Seperti mau tenggelam, katamu. Apa kau bisa bernapas di musim panas ini? Lagi-lagi pengap, katamu. Apa kabar? Tanya tanda tanya itu, jangan tanya pagi karena hanya malam yang punya jawaban, katamu lagi. Kau yang datang bersama siang panas itu lalu menyisakanku sendiri di tengah malam hampir dini hari untuk kemudian diserang dingin menusuk yang membawa pergi ke pucuk-pucuk cemara depan rumah nenekmu yang kau doakan sehat selalu. Lalu bagaimana dengan apa kabarnya? Kau selalu menyisakannya tanpa jawaban. Padahal katamu, kata hatimu, kau tidak baik-baik saja.